Dalam Binary Search Tree, tinggi maksimal suatu tree adalah N-1, dimana N adalah jumlah node. Dalam melakukan suatu operasi, misalnya insertion, deletion, dan seaching, kecepatan waktu merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Setiap operasi pasti di harapkan dapat berjalan dengan cepat, sehingga semakin cepat suatu operasi maka semakin baik. Cepat atau tidaknya suatu operasi, bergantung pada ketinggian tree tersebut, semakin rendah tingginya, maka semakin cepat.
untuk menetapkan tingginya, kita dapat menggunakan rumus berikut:
O(log n)
AVL Tree adalah Binary Search Tree yang memiliki perbedaan tinggi/ level maksimal 1 antara subtree kiri dan subtree kanan. AVL Tree muncul untuk menyeimbangkan Binary Search Tree. Dengan AVL Tree, waktu pencarian dan bentuk tree dapat dipersingkat dan disederhanakan.
Insertion
Ada 4 kasus yang biasanya terjadi saat operasi insert dilakukan, yaitu :
anggap T adalah node yang harus diseimbangkan kembali
– Kasus 1 : node terdalam terletak pada subtree kiri dari anak kiri T (left-left)
– Kasus 2 : node terdalam terletak pada subtree kanan dari anak kanan T (right-right)
– Kasus 3 : node terdalam terletak pada subtree kanan dari anak kiri T (right-left)
– Kasus 4 : node terdalam terletak pada subtree kiri dari anak kanan T (left-right)
anggap T adalah node yang harus diseimbangkan kembali
– Kasus 1 : node terdalam terletak pada subtree kiri dari anak kiri T (left-left)
– Kasus 2 : node terdalam terletak pada subtree kanan dari anak kanan T (right-right)
– Kasus 3 : node terdalam terletak pada subtree kanan dari anak kiri T (right-left)
– Kasus 4 : node terdalam terletak pada subtree kiri dari anak kanan T (left-right)
Ke-4 kasus tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan rotasi
– Kasus 1 dan 2 dengan single rotation
– Kasus 3 dan 4 dengan double rotation
– Kasus 1 dan 2 dengan single rotation
– Kasus 3 dan 4 dengan double rotation
Contoh – Single Rotation: Jika suatu Tree diinsert node baru dengan nilai 12, maka akan terjadi ketidak seimbangan dan hal ini terletak pada posisi root
Contoh – Double Rotation : Jika terdapat sebuah tree yang kemudian dilakukan insert node 26. Maka akan terjadi ketidak seimbangan, sehingga terlihat dari bentuknya dapat diselesaikan dengan kasus 4.
Deletion
Ada 2 kasus yang biasanya terjadi saat operasi delete dilakukan, yaitu :
– Jika node yang akan dihapus berada pada posisi leaf atau node tanpa anak, maka dapat langsung di hapus.
– Jika node yang akan dihapus berada pada posisi leaf atau node tanpa anak, maka dapat langsung di hapus.
- Jika node yang akan dihapus memiliki anak, maka proses penghapusannya harus di cek kembali untuk menyeimbangkan Binary Search Tree dengan perbedaan tinggi / level maksimal 1.
- anggap T adalah node yang harus diseimbangkan kembali
– Kasus 1 : node terdalam terletak pada subtree kiri dari anak kiri T (left-left)
– Kasus 2 : node terdalam terletak pada subtree kanan dari anak kanan T (right-right)
– Kasus 3 : node terdalam terletak pada subtree kanan dari anak kiri T (right-left)
– Kasus 4 : node terdalam terletak pada subtree kiri dari anak kanan T (left-right)
Berikut contoh dalam menghapus node AVL Tree, terdapat AVL Tree yang kemudian di hapus node 60. Dengan gambaran sebagai berikut :
Yang akan menggantikan posisi node 60 adalah node 55. Akan terjadi ketidak seimbangan. Dengan tampilan sebagai berikut :
Maka akan dilakukan single rotation pada node 55 dengan kasus ketidak seimbangan pada kasus no. 2. Dengan tampilan setelah dilakukan single rotation sebagai berikut :
Ketika sudah dilakukan single rotation dan dilakukan kembali perbedaan tinggi / level maksimal 1 ternyata terdapat ketidak seimbangan yang terjadi. Sehingga diperlukan double rotation dengan kasus no. 4. Sehingga hasil dari rotasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Contoh kodingan AVL Tree:
#include<stdio.h>
#include<stdlib.h>
typedef struct node
{
int data;
struct node *left,*right;
int ht;
}node;
node *root = NULL;
node *insert(node *,int);
node *del(node *,int);
void preorder(node *);
void inorder(node *);
int height(node *);
node *rotateright(node *);
node *rotateleft(node *);
node *RR(node *);
node *LL(node *);
node *LR(node *);
node *RL(node *);
int BF(node *);
node * insert(node *temp, int x)
{
if(!temp)
{
temp = (node*)malloc(sizeof(node));
temp->data = x;
temp->left = NULL;
temp->right = NULL;
}
else if(x > temp->data){
temp->right = insert(temp->right, x);
if(BF(temp) == -2)
if(x > temp->right->data)
temp = RR(temp);
else
temp = RL(temp);
}
else if(x < temp->data){
temp->left = insert(temp->left, x);
if(BF(temp) == 2)
if(x < temp->left->data)
temp = LL(temp);
else
temp = LR(temp);
}
temp->ht = height(temp);
return(temp);
}
node * del(node *temp, int x)
{
node *curr;
if(!temp)
{
return NULL;
}
else if(x > temp->data)
{
temp->right = del(temp->right, x);
if(BF(temp) == 2)
if(BF(temp->left) >= 0)
temp = LL(temp);
else
temp = LR(temp);
}
else
if(x < temp->data){
temp->left = del(temp->left, x);
if(BF(temp) == -2)
if(BF(temp->right) <= 0)
temp = RR(temp);
else
temp = RL(temp);
}
else{
if(temp->right != NULL)
{
curr = temp->right;
while(temp->left != NULL)
curr = curr->left;
temp->data = curr->data;
temp->right = del(temp->right, curr->data);
if(BF(temp) == 2)
if(BF(temp->left) >= 0)
temp = LL(temp);
else
temp = LR(temp);
}
else
return(temp->left);
}
temp->ht = height(temp);
return(temp);
}
int height(node *temp)
{
int lh, rh;
if(!temp)
return 0;
if(temp->left == NULL)
lh = 0;
else
lh =1 + temp->left->ht;
if(temp->right == NULL)
rh = 0;
else
rh = 1 + temp->right->ht;
if(lh > rh)
return lh;
return rh;
}
node * rotateright(node *x)
{
node *y;
y = x->left;
x->left = y->right;
y->right = x;
x->ht = height(x);
y->ht = height(y);
return y;
}
node * rotateleft(node *x)
{
node *y;
y = x->right;
x->right = y->left;
y->left = x;
x->ht = height(x);
y->ht = height(y);
return y;
}
node * RR(node *temp)
{
temp = rotateleft(temp);
return temp;
}
node * LL(node *temp)
{
temp = rotateright(temp);
return temp;
}
node * LR(node *temp)
{
temp->left = rotateleft(temp->left);
temp = rotateright(temp);
return temp;
}
node * RL(node *temp)
{
temp->right = rotateright(temp->right);
temp = rotateleft(temp);
return temp;
}
int BF(node *temp)
{
int lh, rh;
if(!temp)
return 0;
if(temp->left == NULL)
lh = 0;
else
lh = 1 + temp->left->ht;
if(temp->right == NULL)
rh = 0;
else
rh = 1 + temp->right->ht;
return lh - rh;
}
void preorder(node *temp)
{
if(temp != NULL)
{
printf("%d(BF = %d)", temp->data, BF(temp));
preorder(temp->left);
preorder(temp->right);
}
}
void inorder(node *temp)
{
if(temp != NULL)
{
inorder(temp->left);
printf("%d(BF = %d)", temp->data, BF(temp));
inorder(temp->right);
}
}
int main(){
int x, element, input;
do
{
printf("============= AVL TREE =============\n");
printf("1. Create\n");
printf("2. Insert\n");
printf("3. Delete\n");
printf("4. Print\n");
printf("5. Close\n");
printf("====================================\n");
printf("Input: ");
scanf("%d", &input);
switch(input)
{
case 1:
printf("\nNumber of elements: ");
scanf("%d", &element);
printf("Enter tree data: ");
root = NULL;
for(int i = 0; i < element; i++)
{
scanf("%d", &x);
root = insert(root, x);
}
break;
case 2:
printf("\nEnter a data: ");
scanf("%d", &x);
root = insert(root, x);
break;
case 3:
printf("\nEnter a data: ");
scanf("%d", &x);
root = del(root, x);
break;
case 4:
printf("\nPreorder sequence: \n");
preorder(root);
printf("\nInorder sequence: \n");
inorder(root);
printf("\n");
break;
case 5:
printf("Bye!");
}
}while(input != 5);
return 0;
}
Comments
Post a Comment